Pages

Kamis, 24 Maret 2011

Televisi dari Peri


Pada suatu ketika Bim Bim si anak Beruang sedang menuju Taman bunga matahari. Dia sangat senang berada di Taman untuk belajar sambil menggelar tikar dan membawa beberapa kue coklat-strawberry. Menurut Bim Bim, Taman bunga matahari adalah tempat yang tenang dan sunyi sehingga merupakan tempat belajar yang paling pas untuknya.
Setelah menggelar tikar, Bim Bim membuka buku Matematikanya dan mulai mengerjakan soal-soal di dalamnya. Dia asyik sekali mengerjakan sambil sesekali memasukkan kue coklat-strawberry yang tadi ia bawa ke dalam mulutnya.
 Tak terasa matahari mulai menepi ke ufuk Barat. Bim Bimpun mengakhiri belajarnya dan bersiap untuk pulang. Tidak ia sadari bahwa ia diperhatikan oleh Peri bunga matahari sejak ia datang. Kemudian peri itu menghampiri Bim Bim.
“Bim Bim, kulihat kau rajin sekali belajar. Apakah besok  kau ada ujian?”Tanya peri.
“Ti-tidak” jawab dengan terbata-bata. Ia kaget dengan kehadiran peri di depannya. Sebelumnya ia belum pernah melihat peri.
Peri yang menyadari keterkejutan Bim Bim segera mengenali diri.
“ Bim Bim jangan terkejut. Aku adalah peri bunga matahari. Aku adalah penjaga taman ini” ujar peri.
“ Aku suka sekali melihat kau belajar. Kau tampak asyik dan menikmati apa yang sedang kau pelajari” lanjutnya.
“Iya, aku suka suasana di sini yang sunyi, sepi, dan indah. Aku memang senang membaca buku. Aku ingin punya banyak pengetahuan.” Kata Bim Bim yang sudah tidak terkejut lagi.
“Ah, kau memang anak pintar Bim Bim. Aku ingin menghadiahimu sesuatu. Tapi, tidak dengan mudah kau mendapatkannya.”
“Horeee.. hadiah apa peri?” Tanya Bim Bim
“Mmmm.. begini deh, jika nanti kau menjadi juara satu di kelasmu, maka aku akan mengabulkan satu permintaan apa saja yang kamu mau”
“Wah, perii.. itu sulit. Selama ini aku hanya mendapat juara dua di kelasku. Tapi aku memang sedang menginginkan sesuatu peri” aku Bim Bim
“ Makanya kau harus berusaha dulu. Memangnya apa yang sedang kau inginkan Bim Bim?”
“ Aku ingin memiliki Televisi. Karena menurut buku yang kubaca televisi dapat menampilkan berbagai informasi”
“OOhh televisi. Ya sudah, sana kau pulang dulu Bim Bim hari sudah mau malam. Ingatlah janjiku agar kau lebih semangat belajar” ujar peri sambil tersenyum.
“ Baik peri, aku akan lebih semangat belajar karena aku sangat ingin televisi. Sampai jumpa peri!!” Bim Bim lalu berbalik arah dan pulang ke rumah pohonnya.
Bim Bim mencatat kejadian yang dia alami di buku hariannya. Kemudian ia menulis pada secarik kertas yang berwarna-warni dan kemudian di tempel pada dinding kamarnya. Tulisannya adalah!  Semangat belajar = juara satu = Televisi. Pasti Bisa!
 Kemudian tiap harinya Bim Bim semakin semangat belajar. Siang sampai menjelang malam ia belajar di Taman disemangati si Peri, malamnya ia belajar di rumah sambil mengikatkan tali putih di kepalanya sebagai penyemangat.
Ujian kenaikan kelas tiba. Bim Bim mengerjakan ujian demi ujian dengan penuh suka cita karena ia mampu mengerjakan soal-soal yang tersedia. Setelah pembagian rapot ia langsung pergi ke taman untuk menemui peri.
Ketika hampir sampai di taman, ia seketika memasang ekspresi sedih.
“Bim Biiimm,, gimana rapot kamu?” Tanya peri riang ke Bim Bim
Bim Bim yang ditanya diam sesaat sambil menyerahkan rapotnya ke peri. “Maaf peri..” ujarnya
“Kamu sudah melakukan yang terbaik Bim BIm” hibur peri kemudian seraya menerima rapot Bim Bim dengan susah payah. Maklum saja, ukuran buku rapot itu lebih besar daripada sang peri. Sang peri kemudian meletakkan buku rapot itu di tanah dan membuka lembarannya yang paling akhir.
Peri diam sejenak, lalu ia kontan tersenyum lebar dan terbang memutar-mutar kegirangan.
“Horeee… kamu berhasil jadi juara satu Bim Bim!” teriak peri kegirangan. Kemudian peri terbang mengitari Bim Bim yang juga kegirangan.
“ Sekarang aku akan mengulang pertanyaanku, apa yang kau inginkan Bim Bim?” Tanya peri.
“ Masih belum berubah, aku ingin televisi”jawab Bim Bim dengan semangat.
Peri kemudian mengeluarkan tongkat ajaibnya. Dari ujung tongkatnya tampak percikan kembang api, lalu muncullah sebuah kardus besar yang berisi televisi.
“ Terima kasih peri” seru Bim Bim dengan senang.
“Ingat pesanku Bim Bim, gunakan tivi ini baik-baik atau kau akan menyesal nantinya” pesan peri yang tidak terlalu diperhatikan oleh Bim Bim. Bim Bim segera pulang ke rumahnya.
Bim Bim asyik sekali dengan tivi barunya. Ia tidak lagi senang membaca buku di taman. Kini ia lebih senang menonton tivi di rumah. Namun ia terlalu banyak nonton film kartun kesukaannya. Ia tidak lagi gemar membaca buku.
Peri bunga matahari kini kesepian. Ia bingung kenapa Bim Bim tak pernah kelihatan lagi di tamannya. Peri yang bingung lalu memutuskan untuk mencari Bim Bim di rumah pohonnya menggunakan bantuan GPS. Sebelumnya ia mencari letak rumah tersebut dengan google map.
Peri mengintip dari jendela rumah. Ia berniat untuk memperhatikan Bim Bim seharian ini. Namun yang peri lihat sungguh mengecewakan dirinya. Bim Bim seharian hanya duduk di depan televisi menonton kartun dari kartun satu ke kartun yang lainnya.
Bim Bim tertidur di depan tivi yang masih menyala.
“Hu hu hu” terdengar isak tangis yang kemudian membuat Bim Bim terbangun dari tidurnya.
“Siapa itu?”
“ Bim Bim! Ini aku tivimu. Kenapa kau enak-enakkan tidur sementara aku tidak kau biarkan untuk tidur, haah?”
Bim Bim yang baru terbangun mengucek kedua tangannya untuk memastikan bahwa ia tidak sedang bermimpi.
“Kerjaanmu sudah sebulanan ini menontonku terus. Tidak jarang kau melupakanku meninggalkanku untuk tidur. Aku ini juga butuh tidur Bim Bim”
“Kenapa kau bisa bicara?” Tanya Bim Bm takut-takut.
“Kau! Jangan mengalihkan pembicaraan. Oh ya! Aku juga bosan kalau kau menyaksikan kartun terus. Tak inginkah kau menambah ilmu pengetahuanmu dengan menonton berita atau acara pendidikan lainnya. Kalau begini terus aku lebih baik rusak.huh” ancam tivi.
“ Jangan tivi. Sebenarnya aku juga ingin menambah ilmu pengetahuanku  dengan menonton berita. Tapi aku suka sekali film kartun, jadi aku tidak tahan untuk tidak menonton kartun. Jadi jangan rusak ya tivi” pinta Bim Bim dengan memelas.
“Tidak mau. Aku mau rusak saja” ancam tivi sekali lagi. Seketika layarnya berubah menjadi hitam.
“Jangaaan..huhuhu” isak Bim Bim.
“Kecuali jika kau berjanji bahwa kau akan memberikan waktu untuk aku tidur minimal 18 jam dan kau tidak boleh menonton kartun terus. Kau harus tetap rajin belajar terutama belajar di taman. Kau harus memanfaatkanku sebagai teknologi dengan tepat guna Bim Bim” nasihat tivi.
“Baik, tapi kau jangan rusak ya tivi”
“Asal kau janji”
“Aku janji”
Bim Bim sadar bahwa ia selama ini telah memperlakukan tivi dengan kurang tepat. Seharusnya teknologi yang ada digunakan untuk mempermudah aktivitas dan membuatnya lebih maju bukan malah membuatnya malas sehingga prestasinya menurun. Setelah membuat tivi tertidur, ia berjanji kepada dirinya agar memanfaatkan tivi dengan baik.
Dari luar jendela rumah Bim Bim tampak peri sedang terkikik sendiri melihat Bim Bim. Semoga perbuatanku tadi dapat membuat Bim Bim sadar pikir peri.

Minggu, 20 Maret 2011

Dreams

Do you have a dream?
Yes, I have a dream.eh?
Wait, I have dreams. What are my dreams?
Here goes . . .
I will tell you some my dreams, not from the what I really want to what I not really want. But, I wrote by the way what I’am thinking. Check this out!
1.       I wanna make my mother go to Mekkah, Umrah.
2.       I wanna be a volunteer WWF
3.       I wanna buy some land in Jakarta, then build a Park in there.
4.       I wanna get study in Europa, anywhere
5.       I wanna go around Europe
6.       I wanna be Hajjah
7.       I wanna see that my Earth is healthy without the junk again.
8.       I wanna build school for orphan’s children. Free. And its school is about how to keep our nature.
Jakarta kaya gini,, mantep!
I don’t know how can I make it to be truth, but I love to tell everybody that there are my dreams. So, how about you? ;)
Leelou Blogs
 

Template by BloggerCandy.com