Pages

Jumat, 28 Juni 2013

Tapii... Tapiii...

Hari ini saya libur. Saya memanfaatkan libur satu hari saya ini dengan kegiatan positif bin bermanfaat. Menyetrika pakaian yang sudah menumpuk. Kegiatan ini saya mulai sejak pukul setengah sebelas pagi Waktu Indonesia bagian Tengah, hingga sore. Namun, ada kejadian yang jarang sekali terjadi sekaligus begitu lucu pada pukul dua belas siang.
Raka (anak tetangga, usia 3 tahun) lewat depan pintu kamar.
Raka :  tapii, tapii,, tapiinaa manaa?

Saya, berdiri di balik teralis jendela, menyapa raka.
Saya : Raka nyari apa?
Raka : tapi..
Saya : tapi?

Mama raka yang sedang berdiri di depan rumahnya membalas
Mama raka : Sapi..
Saya : oohh..

Saya kemudian menyapa Raisa, adik Raka dalam gendongan Mama Raka sebentar lalu masuk kembali melanjutkan menyetrika pakaian. Raka yang masih asik main di depan rumah sepertinya hendak bermain ke arah samping halaman rumah Kepala Stasiun saya.
Mama Raka : hei, jangan ke sana Raka, sini sini, panas. Ayo masuk.

Saya kembali berdiri dari balik teralis jendela
Saya : Panas rakaa..

Saya masih menyetrika pakaian dengan tenang di dalam rumah.
Pukul satu siang, setrikaan saya masih belum selesai. Dari luar rumah, saya mendengar seperti ada suara makhluk yang sedang mengunyah rumput. Saya berpikir sejenak kemudian kembali berdiri di depan tralis jendela. Astaghfirullah. Saya kaget sekaget - kagetnya. Ada tujuh ekor sapi, empat sapi dewasa dan tiga sapi remaja berada persis di halaman depan rumah. Asyik sekali mereka memakan rumput. 

Saya bingung. Apa yang harus dilakukan? 
Kemudian saya mengambil jubah a.k.a jilbab dan jaket kemudian menuju depan rumah Mama Raka

Saya : Tok, tok, tok (pintu diketuk)..Mama Rakaa
Mama Raka keluar

Mama Raka : Iyaa

Saya : Mba , itu ada sapi
Mama Raka : Lha, iya emang daritadi 
Saya : Oohh, jadi tadi itu Raka liat sapi, sapi - sapinya udah ada di dalem rumah?
Mama Raka : Iyaa
Saya : Ooohh.. Gimana dong mba, Usirnya gimana?
Mama Raka : Biar aja, nanti juga kalo udah kenyang keluar sendiri
Saya : Hmmm,,, gitu yaa

Saya pun merasa malu telah heboh sendiri. Gerombolan sapi memang sering lewat di depan rumah, dan Raka memang suka memanggil - manggil sapi. Jadi saya tidak menyangka sapinya masuk dan memakan rumput di halaman rumah. Sapi - sapi itu memakan rumput halaman depan rumah, samping, dan belakang..

depan rumah, habis makan, tidur

satu memisahkan diri

ga berani foto deket - deket

belakang rumah

belakang rumah





Kamis, 27 Juni 2013

Kapurung

gambar pinjeman



Kapurung merupakan masakan khas Sulawesi Selatan. Di daerah maluku disebut Papeda. Menurut pengamatan saya sendiri, kapurung merupakan salah satu masakan favorit masyarakat. Hal ini ditunjukkan dari pegawai kantor saya yang gemar sekali masak - masak Kapurung bersama di kantor. Awalnya lidah saya yang terbiasa dengan makanan Jawa merasa aneh mencicipi Kapurung. Tapi kemudian lidah saya mudah beradaptasi dengan masakan satu ini :p . Sayur bening dicampur ikan/ayam ditambah bola sagu terasa gurih, segar, dan enak. Mantap deh. Berikut resep Kapurung yang saya modifikasi dari web ini Resep Kapurung
tukang masaknya

Bahan:
Bola Sagu :

Tepung Kanji 125 gr

Sayuran :
1. Daun Kangkung 1 ikat 
2. Biji jagung 1 bh
3. Daun ubi 1 ikat
4. Jantung pisang 1 ikat
5. Terong 2 buah

Ikan Cakalang fillet (direbus, tulangnya dibuang, dan haluskan ) 200 gr

Bumbu :
Cabe merah dihaluskan 5 bh.
Terasi 1 sdt
Jeruk nipis 1bh
Garam 1sdt

Cara Membuat :
1. Rebus sayuran dengan air. Dibuat prioritas ya, masukkan sayuran yang lebih lama matang terlebih dahulu. 
2. Masukkan bumbu. Aduk hingga merata. Kecilkan api dan tunggu hingga matang sempurna.
3. Setelah dirasa cukup. Matikan api.
4. Masukkan Fillet Ikan Cakalang
5. Aduk lagi hingga merata. Matikan
6. Di panci yang lain, rebus air hingga mendidih.
7. Masukkan tepung kanji, aduk hingga mengental. Hingga benar - benar mengental, saya tekankan lagi. 
8. Sagu yang telah mengental dibuat bola - bola menggunakan dua buah sendok.
9. Masukkan bola - bola sagu ke dalam sayuran tadi. Nyalakan api.
10. Aduk hingga merata. Matikan api.
11. Kapurung siap disajikan :)
daun ubi


Ka Lina dan Ikan Cakalang

Fillet Ikan Cakalang


Biji - Biji Jagung

Mengaduk - aduk tepung Kanji




Senin, 24 Juni 2013

Apakah ku Jatuh Cinta ?

Dia yang tak ku sukaDia yang tak ku dugaTak pernah ku menyangkaApakah ku jatuh cinta
Dia yang sesungguhnyaTak mungkin ku terimaApakah ku jatuh cintaKu jatuh padanya
Bersamamu itu tak mungkinSungguh tak mungkinOh mungkinkahRasa ini apa namanyaSungguh ku tak mengertiApakah ku jatuh cinta
Kadang dia ga pekaGayanya suka norakTapi ku tak kuasaApakah ku jatuh cinta
Dia yang sesungguhnyaTak mungkin ku terimaApakah ku jatuh cintaKu jatuh padanya
Bersamamu itu tak mungkinSungguh tak mungkinOh mungkinkahRasa ini apa namanyaSungguh ku tak mengertiApakah ku jatuh cinta
Mengapa dia buatku bertanyaApa yang terjadi di dirinyaInginku lupakanTapi hati berkata...
Bersamamu itu tak mungkinSungguh tak mungkinOh tak mungkinkahRasa ini apa namanyaSungguh ku tak mengertiApakah ku jatuh cinta
Bersamamu itu tak mungkinSungguh tak mungkinOh tak mungkinkahRasa ini apa namanyaAkankah ku mengertiMungkin ku kan mengertiApakah ku... Jatuh cinta...

Minggu, 23 Juni 2013

Status of Muslim Women :)

Source : Ustadz Felix Siauw 's instagram
When she is a daughter, she opens a door of Jannah for her father.
When she is a wife, she completes half of the deen of her husband
When she is a mother, Jannah lies under her feet


"If everyone knew the true status of a muslim women, even the men would want to be women."
 (Syakh Akram Nadawi)




Jikalau saja

Jikalau saja kita sadar bahwa hidup hanyalah sebentar saja.
 Hanyalah sekejap saja, 
Tentulah kita akan selalu berusaha menjadi lebih baik.
 Mencari kebenaran, menjadi yang terbaik, serta memberikan yang terbaik kepada apapun di sekitar kita.

Jikalau saja kita selalu sadar bahwa kita akan meninggalkan dunia ini hanya bersama sehelai kain kafan saja. Tentulah kita tak akan bakhil. 

Tak akan segan - segan bersedekah harta dan tenaga untuk kebaikan.

Jikalau saja kita selalu mengingat bahwa segala sesuatu pada diri kita akan dimintai pertanggungjawaban, tentulah kita akan senantiasa berhati - hati melangkah. 
Senantiasa menjaga pandangan, menjaga pendengaran, menjaga hati, menjaga ucapan, dan menjaga perbuatan.

Jikalau saja...


Leelou Blogs
 

Template by BloggerCandy.com