Senin, 01 Juli 2013
Masa Kecil
Masa Kecil selalu indah dikenang.
Ehm, mungkin tidak semua.
Saya spesifikasi.
Saya selalu merasa bahagia apabila mengenang masa kecil.
Selalu indah.
Pada masa itu saya selalu menemukan permainan sederhana yang membuat saya bahagia.
Permainan sederhana yang baru bisa saya ungkap maknanya ketika saya mulai mengerti apa yang saya lakukan.
Saya senang punya teman - teman yang pintar memanjat pohon. Dari mereka, saya juga belajar memanjat pohon. Bapak saya, selalu panik melihat saya memanjat pohon.Ia akan berteriak meminta saya turun, menakuti bahwa nanti saya akan jatuh. Di bilang begitu,, saya semakin senang memanjat pohon mangga halaman depan rumah. Semakin panik bapak, saya akan memanjat semakin tinggi. Saya ingin tunjukkan bahwa saya memang jago sekali memanjat pohon. Tidak hanya pohon, saya lalu suka memanjat lemari dan berteriak memanggil bapak agar beliau panik.
Sehabis mandi sore, saya selalu duduk di bangku depan rumah. Menatap penuh harap tiap angkutan umum yang lewat karena bisa jadi mobil itu yang membawa ibu pulang. Mata akan semakin berbinar melihat mobil berhenti di depan rumah. Setelah itu saya berdiri untuk melihat lebih jelas bahwa benar ibu yang turun dari angkutan umum itu, lalu berlari ke dalam rumah. Bersembunyi. Terkadang, kakak laki - laki saya juga ikut serta. Saya ngumpet disuatu tempat di bagian rumah. Kemudian ibu yang sudah sampai di rumah akan berteriak memanggil - manggil saya dan kakak saya. Tentu tak ada jawaban. Saya cekikik sendiri di tempat ngumpet. Ibu akan mencari. Setelah ketemu, saya langsung berteriak dan tertawa - tawa.
Beda ibu, beda bapak. Bapak pulang dengan mobil pribadi. Jika bapak pulang, bapak akan memberi klakson sebagai tanda minta dibukakan gerbang. Dari dalam rumah, saya akan berlari ke depan. Membuka gerbang sambil berayun. Lalu duduk di depan bemper atau kap mobil dengan bahagia yang kemudian perlahan masuk ke dalam garasi.
Selain bermain bersama teman - teman, saya selalu punya teman setia di rumah. Ia memiliki nama yang melambangkan warnanya. Item, Belang, ataupun si Pus, kadang Pusi, Pusa, Pesi. Saya selalu memelihara kucing - kucing tersebut dari kecil. Kucing kecil yang senang bermain. Saya lalu membuatkan mainan dari rumbai - rumbai kertas untuk si kucing. Saya menggoda kucing saya dengan rumbai - rumbai itu. Dengan pupil yang membesar kucing saya berlari menangkap rumbai - rumbai itu. Saya lalu berlari dengan si kucing mengikuti. Dengan pupil yang masih membesar, sasaran kucing kini berubah menjadi kaki saya. Saya lalu semakin histeris berteriak - teriak sambil tertawa.
Sebagai anak yang paling kecil, saya seringkali disuruh ibu belanja di warung. Ibu memberi instruksi pelan - pelan barang apa saja yang harus dibeli. Saya berusaha menghafalnya. Kadang sepanjang jalan saya terus mengingat - ngingat barang apa saja yang harus saya beli. Ya, walaupun tetap saja sering kelupaan.. Apapbila kakak saya yang disuruh ke warung, dia pasti akan ganti menyuruh saya. Diiming - imingi makanan plus dibonceng naik sepeda, maka saya pun menurut.
Masih memanfaatkan status anak bungsu. Dulu saya mudah sekali nangis. Dijahili kakak saya yang laki - laki sedikit langsung menangis. Terkadang justru saya yang jahil duluan, dijahili balik langsung menangis lagi. Tentu tiap kali saya menangis kakak saya ini yang dimarahi. Kemudian dia akan pergi dengan sebal karena saya tidak bisa diajak bercanda. Dan terkadang, saya diam - diam tertawa dalam tangisan ...
Itulah sebagian kisah kebahagiaan sederhana saya di waktu kecil. Begitu sederhana, begitu seru tiada tandingan.
Jumat, 28 Juni 2013
Tapii... Tapiii...
Hari ini saya libur. Saya memanfaatkan libur satu hari saya ini dengan kegiatan positif bin bermanfaat. Menyetrika pakaian yang sudah menumpuk. Kegiatan ini saya mulai sejak pukul setengah sebelas pagi Waktu Indonesia bagian Tengah, hingga sore. Namun, ada kejadian yang jarang sekali terjadi sekaligus begitu lucu pada pukul dua belas siang.
Raka (anak tetangga, usia 3 tahun) lewat depan pintu kamar.
Raka : tapii, tapii,, tapiinaa manaa?
Saya, berdiri di balik teralis jendela, menyapa raka.
Saya : Raka nyari apa?
Raka : tapi..
Saya : tapi?
Mama raka yang sedang berdiri di depan rumahnya membalas
Mama raka : Sapi..
Saya : oohh..
Saya kemudian menyapa Raisa, adik Raka dalam gendongan Mama Raka sebentar lalu masuk kembali melanjutkan menyetrika pakaian. Raka yang masih asik main di depan rumah sepertinya hendak bermain ke arah samping halaman rumah Kepala Stasiun saya.
Mama Raka : hei, jangan ke sana Raka, sini sini, panas. Ayo masuk.
Saya kembali berdiri dari balik teralis jendela
Saya : Panas rakaa..
Saya masih menyetrika pakaian dengan tenang di dalam rumah.
Pukul satu siang, setrikaan saya masih belum selesai. Dari luar rumah, saya mendengar seperti ada suara makhluk yang sedang mengunyah rumput. Saya berpikir sejenak kemudian kembali berdiri di depan tralis jendela. Astaghfirullah. Saya kaget sekaget - kagetnya. Ada tujuh ekor sapi, empat sapi dewasa dan tiga sapi remaja berada persis di halaman depan rumah. Asyik sekali mereka memakan rumput.
Saya bingung. Apa yang harus dilakukan?
Kemudian saya mengambil jubah a.k.a jilbab dan jaket kemudian menuju depan rumah Mama Raka
Saya : Tok, tok, tok (pintu diketuk)..Mama Rakaa
Mama Raka keluar
Mama Raka : Iyaa
Saya : Mba , itu ada sapi
Mama Raka : Lha, iya emang daritadi
Saya : Oohh, jadi tadi itu Raka liat sapi, sapi - sapinya udah ada di dalem rumah?
Mama Raka : Iyaa
Saya : Ooohh.. Gimana dong mba, Usirnya gimana?
Mama Raka : Biar aja, nanti juga kalo udah kenyang keluar sendiri
Saya : Hmmm,,, gitu yaa
Saya pun merasa malu telah heboh sendiri. Gerombolan sapi memang sering lewat di depan rumah, dan Raka memang suka memanggil - manggil sapi. Jadi saya tidak menyangka sapinya masuk dan memakan rumput di halaman rumah. Sapi - sapi itu memakan rumput halaman depan rumah, samping, dan belakang..
Raka (anak tetangga, usia 3 tahun) lewat depan pintu kamar.
Raka : tapii, tapii,, tapiinaa manaa?
Saya, berdiri di balik teralis jendela, menyapa raka.
Saya : Raka nyari apa?
Raka : tapi..
Saya : tapi?
Mama raka yang sedang berdiri di depan rumahnya membalas
Mama raka : Sapi..
Saya : oohh..
Saya kemudian menyapa Raisa, adik Raka dalam gendongan Mama Raka sebentar lalu masuk kembali melanjutkan menyetrika pakaian. Raka yang masih asik main di depan rumah sepertinya hendak bermain ke arah samping halaman rumah Kepala Stasiun saya.
Mama Raka : hei, jangan ke sana Raka, sini sini, panas. Ayo masuk.
Saya kembali berdiri dari balik teralis jendela
Saya : Panas rakaa..
Saya masih menyetrika pakaian dengan tenang di dalam rumah.
Pukul satu siang, setrikaan saya masih belum selesai. Dari luar rumah, saya mendengar seperti ada suara makhluk yang sedang mengunyah rumput. Saya berpikir sejenak kemudian kembali berdiri di depan tralis jendela. Astaghfirullah. Saya kaget sekaget - kagetnya. Ada tujuh ekor sapi, empat sapi dewasa dan tiga sapi remaja berada persis di halaman depan rumah. Asyik sekali mereka memakan rumput.
Saya bingung. Apa yang harus dilakukan?
Kemudian saya mengambil jubah a.k.a jilbab dan jaket kemudian menuju depan rumah Mama Raka
Saya : Tok, tok, tok (pintu diketuk)..Mama Rakaa
Mama Raka keluar
Mama Raka : Iyaa
Saya : Mba , itu ada sapi
Mama Raka : Lha, iya emang daritadi
Saya : Oohh, jadi tadi itu Raka liat sapi, sapi - sapinya udah ada di dalem rumah?
Mama Raka : Iyaa
Saya : Ooohh.. Gimana dong mba, Usirnya gimana?
Mama Raka : Biar aja, nanti juga kalo udah kenyang keluar sendiri
Saya : Hmmm,,, gitu yaa
Saya pun merasa malu telah heboh sendiri. Gerombolan sapi memang sering lewat di depan rumah, dan Raka memang suka memanggil - manggil sapi. Jadi saya tidak menyangka sapinya masuk dan memakan rumput di halaman rumah. Sapi - sapi itu memakan rumput halaman depan rumah, samping, dan belakang..
depan rumah, habis makan, tidur |
satu memisahkan diri |
ga berani foto deket - deket |
belakang rumah |
belakang rumah |
Kamis, 27 Juni 2013
Kapurung
gambar pinjeman |
Kapurung merupakan masakan khas Sulawesi Selatan. Di daerah maluku disebut Papeda. Menurut pengamatan saya sendiri, kapurung merupakan salah satu masakan favorit masyarakat. Hal ini ditunjukkan dari pegawai kantor saya yang gemar sekali masak - masak Kapurung bersama di kantor. Awalnya lidah saya yang terbiasa dengan makanan Jawa merasa aneh mencicipi Kapurung. Tapi kemudian lidah saya mudah beradaptasi dengan masakan satu ini :p . Sayur bening dicampur ikan/ayam ditambah bola sagu terasa gurih, segar, dan enak. Mantap deh. Berikut resep Kapurung yang saya modifikasi dari web ini Resep Kapurung
tukang masaknya |
Bahan:
Bola Sagu :
Tepung Kanji 125 gr
Sayuran :
1. Daun Kangkung 1 ikat
2. Biji jagung 1 bh
3. Daun ubi 1 ikat
4. Jantung pisang 1 ikat
5. Terong 2 buah
Ikan Cakalang fillet (direbus, tulangnya dibuang, dan haluskan ) 200 gr
Bumbu :
Cabe merah dihaluskan 5 bh.
Terasi 1 sdt
Jeruk nipis 1bh
Garam 1sdt
Cara Membuat :
1. Rebus sayuran dengan air. Dibuat prioritas ya, masukkan sayuran yang lebih lama matang terlebih dahulu.
2. Masukkan bumbu. Aduk hingga merata. Kecilkan api dan tunggu hingga matang sempurna.
3. Setelah dirasa cukup. Matikan api.
4. Masukkan Fillet Ikan Cakalang
5. Aduk lagi hingga merata. Matikan
6. Di panci yang lain, rebus air hingga mendidih.
7. Masukkan tepung kanji, aduk hingga mengental. Hingga benar - benar mengental, saya tekankan lagi.
8. Sagu yang telah mengental dibuat bola - bola menggunakan dua buah sendok.
9. Masukkan bola - bola sagu ke dalam sayuran tadi. Nyalakan api.
10. Aduk hingga merata. Matikan api.
11. Kapurung siap disajikan :)
daun ubi |
Ka Lina dan Ikan Cakalang |
Fillet Ikan Cakalang |
Biji - Biji Jagung |
Mengaduk - aduk tepung Kanji |
Senin, 24 Juni 2013
Apakah ku Jatuh Cinta ?
Dia yang sesungguhnyaTak mungkin ku terimaApakah ku jatuh cintaKu jatuh padanya
Bersamamu itu tak mungkinSungguh tak mungkinOh mungkinkahRasa ini apa namanyaSungguh ku tak mengertiApakah ku jatuh cinta
Kadang dia ga pekaGayanya suka norakTapi ku tak kuasaApakah ku jatuh cinta
Dia yang sesungguhnyaTak mungkin ku terimaApakah ku jatuh cintaKu jatuh padanya
Bersamamu itu tak mungkinSungguh tak mungkinOh mungkinkahRasa ini apa namanyaSungguh ku tak mengertiApakah ku jatuh cinta
Mengapa dia buatku bertanyaApa yang terjadi di dirinyaInginku lupakanTapi hati berkata...
Bersamamu itu tak mungkinSungguh tak mungkinOh tak mungkinkahRasa ini apa namanyaSungguh ku tak mengertiApakah ku jatuh cinta
Bersamamu itu tak mungkinSungguh tak mungkinOh tak mungkinkahRasa ini apa namanyaAkankah ku mengertiMungkin ku kan mengertiApakah ku... Jatuh cinta...
Minggu, 23 Juni 2013
Status of Muslim Women :)
Source : Ustadz Felix Siauw 's instagram |
When she is a wife, she completes half of the deen of her husband
When she is a mother, Jannah lies under her feet
"If everyone knew the true status of a muslim women, even the men would want to be women."
(Syakh Akram Nadawi)
Jikalau saja
Jikalau saja kita sadar bahwa hidup hanyalah sebentar saja.
Hanyalah sekejap saja,
Tentulah kita akan selalu berusaha menjadi lebih baik.
Mencari kebenaran, menjadi yang terbaik, serta memberikan yang terbaik kepada apapun di sekitar kita.
Jikalau saja kita selalu sadar bahwa kita akan meninggalkan dunia ini hanya bersama sehelai kain kafan saja. Tentulah kita tak akan bakhil.
Tak akan segan - segan bersedekah harta dan tenaga untuk kebaikan.
Jikalau saja kita selalu mengingat bahwa segala sesuatu pada diri kita akan dimintai pertanggungjawaban, tentulah kita akan senantiasa berhati - hati melangkah.
Senantiasa menjaga pandangan, menjaga pendengaran, menjaga hati, menjaga ucapan, dan menjaga perbuatan.
Jikalau saja...
Hanyalah sekejap saja,
Tentulah kita akan selalu berusaha menjadi lebih baik.
Mencari kebenaran, menjadi yang terbaik, serta memberikan yang terbaik kepada apapun di sekitar kita.
Jikalau saja kita selalu sadar bahwa kita akan meninggalkan dunia ini hanya bersama sehelai kain kafan saja. Tentulah kita tak akan bakhil.
Tak akan segan - segan bersedekah harta dan tenaga untuk kebaikan.
Jikalau saja kita selalu mengingat bahwa segala sesuatu pada diri kita akan dimintai pertanggungjawaban, tentulah kita akan senantiasa berhati - hati melangkah.
Senantiasa menjaga pandangan, menjaga pendengaran, menjaga hati, menjaga ucapan, dan menjaga perbuatan.
Jikalau saja...
Senin, 27 Mei 2013
Untuk Ibu
Teruntuk ibu yang ku sayang,
Yang selalu menyayangi ku sejak kecil
Yang selalu ikut berbahagia dalam setiap tawa ku
Yang selalu menyediakan pelukan hangat dalam setiap duka ku
Yang selalu meneleponku di kala kita sedang berjauhan
Yang selalu khawatir denganku
Yang ku yakin selalu menyebut nama anak - anak mu dalam sujud dua pertiga malam mu
Aku ingin memberitahumu
serta benar - benar meyakinkanmu
Bahwa
Aku baik - baik saja di sini
Dan akan selalu baik - baik saja dalam iringan doamu
Tak perlu khawatir
Ibu
Aku menyayangimu
Engkau adalah anugerah paling indah dari Allah untukku
Terima kasih ya Allah
Untuk ibu paling hebat di dunia untukku
Ibu
Terima kasih untuk segalanya
Maafkanlah aku yang tidak berbakti ini
Ibu
Dunia ini singkat
Kita tidak pernah tahu seberapa lama lagi kita akan bersama
Ibu
Aku menyayangimu
Semoga Allah senantiasa memberikan ridho-Nya dalam setiap langkahmu
Semoga Allah memaafkan segala keslahanmu
Sekali lagi
Untuk ibu ku tersayang
Tak perlu khawatir
Aku akan selalu baik - baik saja
Dalam setiap iringan doamu
Karena Allah akan selalu menjaga dan melindungi ku.
Yang selalu menyayangi ku sejak kecil
Yang selalu ikut berbahagia dalam setiap tawa ku
Yang selalu menyediakan pelukan hangat dalam setiap duka ku
Yang selalu meneleponku di kala kita sedang berjauhan
Yang selalu khawatir denganku
Yang ku yakin selalu menyebut nama anak - anak mu dalam sujud dua pertiga malam mu
Aku ingin memberitahumu
serta benar - benar meyakinkanmu
Bahwa
Aku baik - baik saja di sini
Dan akan selalu baik - baik saja dalam iringan doamu
Tak perlu khawatir
Ibu
Aku menyayangimu
Engkau adalah anugerah paling indah dari Allah untukku
Terima kasih ya Allah
Untuk ibu paling hebat di dunia untukku
Ibu
Terima kasih untuk segalanya
Maafkanlah aku yang tidak berbakti ini
Ibu
Dunia ini singkat
Kita tidak pernah tahu seberapa lama lagi kita akan bersama
Ibu
Aku menyayangimu
Semoga Allah senantiasa memberikan ridho-Nya dalam setiap langkahmu
Semoga Allah memaafkan segala keslahanmu
Sekali lagi
Untuk ibu ku tersayang
Tak perlu khawatir
Aku akan selalu baik - baik saja
Dalam setiap iringan doamu
Karena Allah akan selalu menjaga dan melindungi ku.
Selasa, 19 Maret 2013
Sepi
Sepi tak berarti sendiri
Selalu ada yang menemanimu, Allah
Gelap tak berarti tak bercahaya
Karena akan selalu ada yang menerangi kalbu mu, Iman
Pohon itu bergoyang
Ia menari diiringi angin dan hujan yang mengguyur Bumi
Tampak begitu tak berdaya namun tetap terlihat mempesona
Karena ia, mengucap Asma Allah
Aku di sini bersama sepi, gelap, dan tanpa daya
Haruskah aku mengutuki semua yang terjadi?
Ataukah meniru pepohonan yang senantiasa mengucap Asma Allah
Aku di sini ingin memanggil semua orang yang kusayangi
Menemaniku agar sepi pergi
Nyatanya, walau aku begitu membenci sepi,
Ia dengan hebatnya mengajariku betapa berarti orang - orang yang ku sayangi
Betapa berarti orang - orang yang selama ini selalu di sisiku
Tulisan ini dibuat di Masjid UIN Alauddin Makassar, di tengah hujan besar, dan saya hanya seorang diri di dalam Masjid besar yang tengah mati lampu tersebut. Jadi, ya suasana memang agak melankolis. Ha ha ha
Karya Bakti Wicaksana
Tanggal 10 Agustus 2012 kemarin gue menghadiri acara buka puasa
sekaligus Baksos di Panti Asuhan Nurul Jadid bersama anak – anak PMR SMAN1TRA
a.k.a anak – anak KBW. Dengan jumlah anak PMR
empat orang dan alumni sepuluh orang membuktikan ikatan silahturahmi
antar alumni masih kian rekat. Acara ini berlangsung secara sederhana namun
hangat dan sarat akan kekeluargaan. Di awali dengam ceramah singkat Ustad yang
namanya gue lupa. Maaf pak J.
Dilanjutkan games yang dipimpin Ka Khalida sampai azan Maghrib, sholat maghrib
bersama, makan – makan, pemberian sumbangan secara simbolik, dan terakhir salam
– salaman. Selesai. Sederhana kan?!
Masa – masa SMA gue selain diisi dengan kegiatan belajar –
mengajar di kelas juga dihiasi dengan berbagai kegiatan ekstrakurikuler. Dari
yang coba – coba seperti Suika, LBB, sampai kegiatan yang menetap aktif di
ROHIS sama PMR. Di ROHIS pun aktifnya ga aktif – aktif amat, lebih eksis di PMR
lah pokoknya, lebih sok sibuk. Hihi.
Terhitung sejak dapat syal kuning lambang kesiapan untuk
terjun ke masyarakat *agak berlebihan, pada kelas satu SMA semester dua, gue
gak pernah lagi deh ikut itu yang namanya upacara tiap senin pagi,haha. Gak
usah panas – panasan, capek berdiri, cukup jaga di belakang barisan atau di
dalem sanggar sambil senyam – senyum bahagia :p . Gue juga selalu suka seragam
khas PMR yang putih – putih, beda aja dari yang lain.
PMR. Jadi anak PMR, kalo anak PMR SMAN1TRA namanya KBW ya,
Capeknya tuh pake banget. Kita belajar banyak materi, dari Pertolongan Pertama,
Perawatan Keluarga, Sejarahnya PMR, bikin tandu, bikin tenda, sandi – sandi,
sampe lagu – lagunya juga kita belajar. Yang selalu berhasil bikin gue pulang
sore ya PMR, bikin gue nginep di sekolah karena jaga pos kesehatan di acara –
acara LDk eskul ya PMR, bikin gue bisa kemping di gunung gede pangrango juga
PMR. Latihannya juga sebenernya berat, apalagi ditambah kakak kelas yang
ngelatihnya galak *jangan di sebut namanya :p.
Yaah,, begitulah. Pernah suatu ketika, gue menjadi bendahara
acara PMI kota, sie.humas ROHIS, sama humas bukber PMR juga kalau ga salah.
Waktu itu bulan puasa. Karena ngurusin itu semua, hasilnya adalah gue
semingguan full pulang malem. Ke sana – ke mari, bolak – balik panti asuhan.
Pulangnya dimarahin sama nyokap, gue disuruh kerja di LSM
aja, sekolahnya berhenti aja. Hihiihi. Ada – ada aja. Mungkin kalo nyokap
bilang itu secara serius dan gak lagi marah – marah. Gue mau – mau aja.
Di luar semua itu, PMR atau tepatnya KBW, berhasil membuat
semua anggotanya seperti saudara. Kita menjadi layaknya sebuah keluarga yang
walaupun terpisah jarak dan waktu, akan selalu ada keterikatan batin *gaya
banget, hihi. Kita akan selalu ada untuk menolong, berbagi tawa, dan
menyelesaikan masalah bersama – sama. Gak ada deh tuh yang namanya senior
junior. Tapi tetep, menghormati yang lebih tua. Soalnya alumni tahun – tahun
KBW terbentuk masih suka silaturahmi, pembina pertama KBW, eyang, juga masih
suka silaturahmi.
Buat gue sendiri, jadi anggota KBW ini seperti sebuah proses
pembentukan karakter dalam diri gue. Dari belajar, menghargai makanan,
mencintai lingkungan, tolong – menolong sesama teman, beradaptasi dengan
masyarakat sampai seperti yang telah dibahas sebelumnya, belajar menghormati
orang tua.
Makanya, sedih banget deh begitu denger isu – isu KBW mau
vakum. Anak – anak jaman sekarang gak ada yang tertarik sama eskul PMR? Terus
tertariknya sama apa? Basket? Cheerleaders dan eskul – eskul modern lainnya?
PMR emang eskul yang udah berumur, sama halnya kayak Pramuka.
Tapi, sekali lagi gue bilang bagus banget buat pembentukan karakter calon –
calon penerus bangsa yang baik.
Coba liat sinetron – sinetron sekarang yang banyak banget
mengisahkan abege – abege yang mengalami degradasi moral, omongannya ga jauh
–jauh dari pacaran, cinta – cintaan, fashion, belum lagi sesama teman suka
jahat – jahatan. Mana pendidikan tentang akhlaknya?
Gue sih Cuma bisa mendoakan semoga adek – adek gue dapat
memilah milah mana yang baik untuk ditiru dan mana yang tidak. Byeee :D
Senin, 25 Februari 2013
Sara'ba Makassar
Jika sebelumnya, saya sudah membahas tentang beberapa makanan khas Makassar, kali ini membahas minuman favorit saya di sini, yaitu Sara'ba .Sara'ba merupakan salah satu minuman hangat khas Makassar yang bahan dasarnya adalah jahe. Berikut resepnya
gb.pinjeman |
- 1 ons jahe merah
- 2 keping gula aren
- 250 ml susu kental manis putih
- 1 bungkus krimmer
- 8 gelas air mineral
Bagaimana? Tidak susah kan mencari bahan - bahannya. Semua bahan bisa dengan mudah anda cari di pasar atau supermarket di dekat rumah anda. Harganya pun dijamin terjangkau.
Oke, setelah bahan-bahannya siap, berikut tahapan membuatnya :
- Kupas jahe merah, cuci lalu memarkan hingga pipih
- Siapkan panci. Masukkan air sebanyak 8 gelas ke dalam panci
- Masak air dan masukkan gula merah ke dalamnya. Didihkan dan aduk2 hingga gula merah larut
- Setelah mendidih, matikan api dan tambahkan susu serta krimmer.
- Saraba sedap siap untuk dinikmati
Selamat Mencoba
Jumat, 22 Februari 2013
Celebes Food
Tak terasa sudah dua bulan lebih tinggal di Celebes ini, tepatnya di Gowa, Makassar. Banyak makanan yang jarang ditemuin di Pulau Jawa. Ini dia, beberapa resep masakan khas Makassar yang pernah saya coba.
1. Coto Makassar
1. Coto Makassar
gb.pinjeman |
Cara Membuat Coto Makassar
Sumber : http://www.beritaterhangat.net/2012/11/resep-dan-cara-membuat-coto-makassar.html
Biasanya disediakan ketupat atau buras (nasi campur santan) dan juga jeruk nipis sebagai pelengkap.
2. Sop Sodara
|
gb.pinjeman |
Bahan dan Bumbu halus:
Sumber : http://reseprahasiamu.blogspot.com/2011/12/sop-saudara-makassar.html
3.Conro
Bahan: 1 kg iga sapi, potong-potong 2 ltr air 2 cm kayu manis 3 butir cengkeh 3 cm lengkuas, dimemarkan 2 lembar daun salam 2000 ml air 3 sdm minyak goreng untuk menumis ½ sdm garam 5 butir bawang merah, iris tipis 2 sdm air asam jawa
Bumbu Halus :
5 butir bawang merah 3 siung bawang putih 1 sdt merica bulat ½ sdt pala 2-3 buah lkuwek, ambil dagingnya 50 gr kacang merah direbus matang 1¼ sdm garam
Cara membuat:
1. Rebus iga, kayumanis, cengkeh, daun salam, lengkuas, garam dan air asam jawa. 2. Tumis bumbu halus dan bawang merah iris hingga harum. 3. Tuang tumisan bumbu ke dalam rebusan iga dan masak sampai bumbu meresap dan iga matang. 4. Sajikan panas dengan sambal dan air jeruk nipis.
Sumber : http://cuek.wordpress.com/2007/03/23/sop-konro-makassar/
Konro ada yang berbentuk sop, tapi ada juga konro bakar, seperti sate
4. Es pisang Ijo
Bahan dasar:
Bahan untuk saus:
Cara pembuatan es pisang ijo:
Saran menyajikan es Pisang Ijo
Sumber : http://www.beritaterhangat.net/2012/10/cara-membuat-es-pisang-ijo.html
5. Es Pallu Butung
Resep Bahan Es Pallu Butung :
Resp Bubur Santan Es Pallu Butung :
Cara Membuat Es Pallu Butung :
Sumber : http://inforesep.com/resep-es-pallu-butung.html
|
Langganan:
Postingan (Atom)