Pages

Tampilkan postingan dengan label i love me. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label i love me. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 17 Maret 2012

Aku Menemukan Arti Hidup

Pagi ini aku menemukan arti hidup
Yang selama ini kucari
Sebuah arti
Yang kuperlukan agar dapat menjiwai tiap adegan
Yang telah direncakan
Oleh Sang Perencana Sempurna

Aku menemukan arti hidup
Ketika bersama orang – orang yang telah berhasil menggapai impianku
Lebih dulu
Aku belajar
Aku mencari cara agar bisa seperti mereka
Menemukan semangat menatap masa depan

Aku menemukan arti hidup pada sore yang bermandikan hujan
Di sebuah gerbong kereta secara tak terduga
Disana ada persaudaraan yang erat
Dihiasi warna – warni perbedaan
Dilengkapi persamaan guratan takdir
Tak peduli usia, tak peduli si kaya atau si miskin
Tak peduli rupawan, tak peduli jabatan
Mereka bersenandung harmoni kehidupan
Dibuatnya aku tersenyum

Aku menemukan arti hidup
Dalam setiap canda tawa bersama temanku
Bebas lepas
Saling berbagi keceriaan dan kehangatan
Melupakan kepedihan hidup sejenak
Bermain dalam angan – angan
Dan melupakan waktu

Aku menemukan arti hidup
Dalam setiap hal yang terkadang tidak sesuai
Dengan keinginanku
Dalam setiap kesulitan
Yang didalamnya ku coba tuk bertahan
Seperti karang yang terus bertahan dihantam sang ombak

Hidup memang seperti bianglala
Kita dipermainkan dalam putarannya
Kadang di atas, kadang di bawah
Kadang senang, kadang sedih
Kadang merasa teristimewa, kadang merasa tiada berguna
Namun saat kau berada di bawah
Dan tak punya peluang
Cobalah lihat ke sisi yang lain
Kau pasti memiliki sesuatu yang dapat mengundang senyummu lagi
Percayalah padaku
Karena
Aku telah menemukan arti Hidup

sumber

Senin, 02 Januari 2012

Right and Wrong Decisions


Sir, What is the secret of your success?” a reporter asked a bank president.

“Two words,” the bank president replied.

“And, Sir,what are they?”


“Right decisions.”

“And how do you make right decisions?”

“One word.”

“And,sir, What is that?”


“Experience.”

“And how do you get Experience?”

“Two words”

“And, Sir, what are they?”


“Wrong decisions”

From William Liu
Source




I love this story. It means that we don't need afraid to take decisions. Just believe into your heart. If you sure that it is a right decisions, do it. Since if it doesn't a right decisions, you can get it as your experience to make a right decisions and be successs. Be confident !



doraemon smile

Rabu, 21 Desember 2011

Sikap seperti apakah yang muslimah harus lakukan, jika ia, jatuh cinta?


Bila belum siap melangkah lebih jauh dengan seseorang,
cukup cintai ia dalam diam…
karena diammu adalah salah satu bukti cintamu padanya…

kau ingin memuliakan dia, dengan tidak mengajaknya menjalin hubungan yang terlarang, kau tak mau merusak kesucian dan penjagaan hatinya… karena diammu memuliakan kesucian diri dan hatimu… menghindarkan dirimu dari hal-hal yang akan merusak izzah dan iffahmu…

karena diammu bukti kesetiaanmu padanya…
karena mungkin saja orang yang kau cintai, adalah juga orang yang telah Allah Subhanahu Wata’ala benar-benar pilihkan untukmu… Ingatkah kalian tentang kisah Fatimah dan Ali Radhiyallahu ‘anhum ? yang keduanya saling memendam apa yang mereka rasakan…

tapi pada akhirnya mereka dipertemukan dalam ikatan suci nan indah…
Karena dalam diammu tersimpan kekuatan…
kekuatan harapan,kekuatan impian„hingga mungkin saja Allah akan membuat harapan dan impian itu menjadi nyata…
dan cintamu yang diam itu dapat berbicara dalam kehidupan nyata…

bukankah Allah tak akan pernah memutuskan harapan hamba yang berharap dan berdo’a pada-Nya ?
Dan jika memang ‘cinta dalam diammu’ itu tak memiliki kesempatan untuk berbicara di dunia nyata, biarkan ia tetap

diam… Iyaa… biarkan… karena Allah Ta’alaa masih punya rencana dan ‘hadiah’ lain untukmu…
jika dia memang bukan milikmu, melalui waktu akan menghapus ‘cinta dalam diammu’ itu dengan memberi rasa yang lebih indah, dan orang yang tepat oleh Allah Subhanahu Wata’ala biarkan ‘cinta dalam diammu’ itu menjadi memori tersendiri… dan sudut hatimu menjadi rahasia antara kau dengan Sang Pemilik hatimu…

Allah Subhanahu Wata’ala Tata hatimu…
Sudahkah aku pantas untuk dia ? Benar-benar pantas…???
Biarkanlah jiwamu terbang bebas menjalani semua niatmu, yang terpenting, kita perlu berbaik sangka selalu pada Allah Ta’alaa…

Pasangan kita, adalah cerminan sosok yang hampir mirip dengan kita…
Cintamu pada orang yang kau cintai dan sayangi, titipkanlah…
Titipkanlah pada Allah Ta’alaa…

Sebab hanya Allah Ta’alaa yang Maha Menjaga…
dikala kau dan dia saling berjauhan…
dikala kau dan dia saling memendam rindu, ingin bertemu…
Allah menjaga dengan menenangkan hatimu melalui dzikir dan tadabbur…
Cintamu pada orang yang sungguh-sungguh kau sayangi, adalah milik-Nya…



Tulisan ini saya copas dari http://gadisberjilbab.tumblr.com/

Sabtu, 26 November 2011

Butterflies in My Tummy _MOCCA

I have butterflies is flying around inside my tummy when I'm with you


I hear bell-chimes ringing blown by wind of spring when I'm with you


Oh, this tingling feeling makes me wanna jump, makes me wanna shout across the room


Oh, this feeling of longing but damn, it's so blinding I just can't tell if I feel happy or sad


I hear blue birds singing up around the tree when I'm with you


I see rainbows appearing every where I go when I'm with you


Oh, this tingling feeling makes me wanna sigh, makes me wanna fly across the moon


Oh, this feeling of longing but damn, it's so blinding I just can't tell if I feel happy or sad


I have butterflies is flying around inside my tummy when I'm with you


Kamis, 13 Oktober 2011

seberapa pentingkah menjaga pandangan?

Asker Anonymous Asks: seberapa pentingkah menjaga pandangan?
gadisberjilbab gadisberjilbab Said:
Salah satu ajaran mulia dalam islam adalah menundukkan pandangan bahkan ia diperintahkan Allah ‘azza wa jalla kepada orang-orang yang beriman dari hamba-hambanya, dan ini menunjukkan mulianya apa yang diperintahkan, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
قُلْ لِلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ ذَلِكَ أَزْكَى لَهُمْ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا يَصْنَعُونَ  
“Katakanlah kepada laki-laki yang beriman[1], “Hendaklah mereka menundukkan pandanganya, dan menjaga kemaluannya. Yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat”. (QS : An Nuur [24] : 30).

Pada ayat ini Allah Subhanahu wa Ta’ala mendahulukan penyebutan menundukkan pandangan dari pada menjaga kemaluan, maka hal ini menunjukkan pentingnya menundukkan pandangan sebagai sarana untuk membersihkan hati dari penyakit-penyakit yang dapat merasuk ke dalamnya, setelah itu barulah hati itu dapat tumbuh dan berkembang dengan diberi makanan hati yang berupa amal keta’atan sebagaimana badan yang juga butuh makanan agar dapat tumbuh dan berkembang.
Maka pada kesempatan ini kami nukilkan 3 faidah yang sangat agung dari suatu ibadah yang agung, yaitu menundukkan pandangan dari apa yang dijelaskan oleh Ibnul Qoyyim rohimahullah secara ringkas[2],
[1.]          Faidah Pertama, dapat merasakan manisnya iman, dimana ia merupakan suatu hal yang lebih baik, lebih lezat dari apa yang ia palingkan matanya dari melihatnya dan yang ia tinggalkan karena Allah Subhanahu wa Ta’ala. Maka barangsiapa yang meninggalkan sesuatu apapun karena Allah maka Allah ‘azza wa jalla akan menggantinya dengan sesuatu yang lebih baik dari apa yang dia tinggalkan tersebut. Sebagaimana dalam hadits Nabi shallallahu ‘alaihi was sallam,
إِنَّكَ لَنْ تَدَعَ شَيْئًا لِلَّهِ عَزَّ وَجَلَّ إِلَّا بَدَّلَكَ اللَّهُ بِهِ مَا هُوَ خَيْرٌ لَكَ مِنْهُ
“Sesungguhnya tidaklah sesuatu yang kalian tinggalkan karena Allah ‘azza wa jalla kecuali pasti akan Allah gantikan untukmu dengan sesuatu yang lebih baik dari apa yang dia tinggalkan[3].
Ibnul Qoyyim rohimahullah menyebutkan bahwa,
“Pandangan itu merupakan utusan hati, hatilah yang mengutus pandangan untuk melihat apa yang bisa dikabarkannya dari keindahan apa yang terlihat. Kemudian dari apa yang dilihat inilah muncul rasa rindu, yang kemudian berubah menjadi rasa cinta yang selanjutnya rasa cinta ini dapat berubah menjadi rasa cinta yang bersifat penghambaan, sehingga hatinya menjadi hamba apa yang dia cintai yang semula hanya berawal dari apa yang dia lihat. Sehingga akhirnya mengakibatkan letihnya hati dan hatinya akan menjadi tawanan apa yang ia lihat. Kemudian sang hati yang telah letih ini mengeluhkan keletihannya pada pandagan, namun apa yang dikatakan pandangan tidaklah seperti yang dia harapkan. Dia mengatakan, “Aku hanyalah sebagai utusanmu dan engkaulah yang mengutusku”[4].
Maka semakin bertambahlah sakit yang dirasakan hati dan beginilah salah satu ujian bagi hati yang kosong dari kecintaan kepada Allah dan ikhlas kepadaNya, sehingga dengan ini terlihatlah bagi kita dampak buruk dari tidak menjaga pandangan[5].
Kemudian Ibnul Qoyyim rohimahullah mengatakan,
“Sesungguhnya hati itu pasti bergantung apa yang dicintainya, maka barangsiapa yang tidak menjadikan Allah lah satu-satunya yang dia cintai dan ilaah yang dia sembah sudah barang tentu hatinya akan menyembah/beribadah kepada selainNya”[6].
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman tentang Yusuf ‘alaihis salam,
كَذَلِكَ لِنَصْرِفَ عَنْهُ السُّوءَ وَالْفَحْشَاءَ إِنَّهُ مِنْ عِبَادِنَا الْمُخْلَصِينَ  
“Demikianlah, agar Kami memalingkan dari padanya kemungkaran (khianat[7]) dan kekejian (keinginan untuk berzina[8]). Sesungguhnya Yusuf itu termasuk hamba-hamba Kami yang ikhlas dalam kerta’atannya[9]”. (QS : Yusuf [12] : 24).

Maka lihatlah saudaraku betapa Allah ‘azza wa jalla kaitkan antara menjadi hamba yang ikhlas dalam keta’atannya kepada Allah, dimana salah satu jalannya adalah dengan memalingkan pandangan dari sesuatu yang haram dilihat[10] dan ini adalah salah satu sebab Nabi Yusuf alaihis salam bisa berpaling dari perzinaan dan pengkhianatan padahal saat itu Beliau adalah seorang yang masih muda, belum menikah, terasing dan seorang budak dari majikan suami orang yang mengajaknya berzina.
[2.]         Faidah Kedua, membuat hati menjadi bercahaya dan melahirkan firasat yang benar.
Ibnu Syujaa’ Al Karmani rohimahullah mengatakan,
“Barangsiapa yang menjaga dhohirnya dengan mengikuti sunnah dan batinnya dengan perasaan selalu diawasi Allah ‘azza wa jalla (muroqobah), menahan diri dari mengikuti syahwat, menundukkan pandangan dari melihat hal-hal yang haram dan menjaga diri untuk tidak makan yang haram maka firasatnya tidak akan meleset”.
Demikian juga firman Allah Subhanahu wa Ta’ala ketika menceritakan kaum Nabi Luth alaihis salam dan musibah yang Allah Subhanahu wa Ta’ala timpakan kepada mereka kemudian setelah itu Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآَيَاتٍ لِلْمُتَوَسِّمِينَ  
“Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi Al Muwassimin[11]”. (QS : Al Hijr [15] : 75).

Al Muwassimin dalam ayat ini ditafsirkan oleh Ibnul Qoyyim rohimahullah sebagai orang-orang yang penglihatan mereka selamat dari melihat hal-hal yang haram  dan keji[12].
Dalam surat An Nuur Allah ‘azza wa jalla berfirman tentang manfaat yang diperoleh orang-orang yang menundukkan pandangan mereka dan menjaga kemaluan kemaluannya[13] :
اللَّهُ نُورُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ 
“Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi”. (QS : Al Nuur [24] : 35).

Setelah membawakan ayat ini Ibnul Qoyyim rohimahullah mengatakan,
“Rahasia dari hal ini adalah bahwa balasan dari suatu amal adalah sesuai dengan amalan yang dikerjakan. Barangsiapa yang menundukkan pandangannya dari melihat yang haram maka Allah akan gantikan dengan sesuatu yang lebih baik darinya. Maka sebagaimana ia menahan pandangan dari hal-hal yang diharamkan maka demikian jugalah Allah akan penuhi hati dan pandangan orang tersebut dengan cahayaNya sehingga dia akan dapat melihat (dengan hatinya yang telah dipenuhi cahaya) apa yang tidak terlihat oleh orang yang tidak menundukkan pandangannya dari hal yang Allah Subhanahu wa Ta’ala haramkan.
Kemudian Beliau rohimahullah mengatakan,
“Maka hati itu laksana cermin dan hawa nafsu laksana karat yang mengotorinya, apabila cermin tersebut bersih dari noda karat tersebut maka ia akan dapat terlihat sesuatu sebagai mana hakikatnya[14].
[3.]         Faidah Ketiga, Timbulnya kekuatan, keteguhan dan keberanian hati.
Allah akan memberikan kepada orang yang menjaga pandangannya dari hal yang haram berupa kekuatan pertolonganNya, sebagaimana Allah memberikan cahayaNya kepada orang ini berupa kekuatan hujjah. Maka pada diri orang ini terkumpul dua kekuatan yang menyebabkan setan lari darinya, sebagaimana dikatakan dalam sebuah atsar,
إِنَّ الَّذِيْنَ يُخَالِفُ هَوَاهُ يَفْرَقُ الشَّيْطَانُ مِنْ ظِلِّهِ
“Sesungguhnya setan akan lari dari orang yang menyelisihi hawa nafsunya”[15].
Oleh sebab itu hal ini tidak akan didapatkan orang yang mengikuti hawa nafsunya, yang berjiwa nista dan rendah. Allah Subahanahu wa Ta’ala berfirman,
 وَلَا تَهِنُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَنْتُمُ الْأَعْلَوْنَ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ 
“Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati berkaitan dengan masa lalu, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman[16]”. (QS : Ali ‘Imran [3] : 138).
Demikian juga firman Allah Subahanahu wa Ta’ala,
مَنْ كَانَ يُرِيدُ الْعِزَّةَ فَلِلَّهِ الْعِزَّةُ جَمِيعًا 
“Barangsiapa yang menghendaki kemuliaan, maka milik Allahlah kemuliaan itu semuanya”. (QS : Fathiir [35] : 10).


Dengan demikian maka barangsiapa yang ingin mendapatkan kemulian maka hendaklah ia mencarinya dengan taat kepada Allah, dengan al kalamuth thayyib (kata-kata yang baik[17]), dan amal yang sholeh. Demikian juga sabda Nabi shollallahu ‘alaihi was sallam,
مَنْ الْتَمَسَ رِضَى اللهِ بِسَخْطِ النَّاسِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ ، وَأَرْضَى النَّاسُ عَنْهُ ، وَمَنْ الْتَمَسَ رِضَا النَّاسِ بِسَخْطِ اللهِ سَخِطَ اللهُ عَلَيْهِ ، وَأَسْخَطَ عَلَيْهِ النَّاسُ 
“Barangsiapa yang mencari ridho Allah walaupun manusia murka maka Allah ridho padanya dan menjadikan manusiapun ridho padanya. Dan barangsiapa yang mencari ridho manusia walaupun Allah murka maka Allah akan murka padanya dan Allah jadikan manusiapun murka padanya”[18]. 
Dengan demikian kita katakan pula bahwa
“Barangsiapa yang taat kepada Allah maka Allah akan mengasihinya dan melindunginya, tidak akan hina orang yang dikasihi dan dilindungi Robbnya”[19].
Sebagaimana yang diajarkan Nabi shollallahu ‘alaihi was sallam dalam salah satu do’a qunut,
إِنَّهُ لَا يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ وَلَا يَعِزُّ مَنْ عَادَيْتَ
“Sesungguhnya tidaklah hina orang yang engkau kasihi dan engkau tolong. Dan tidaklah mulia orang yang engkau musuhi”[20].
Suatu barang tentu menundukkan pandangan adalah suatu yang Allah ridhoi karena ia adalah perintah dari Rob Semesta Alam.
Demikianlah, mudah-mudahan tulisan ini bermanfaat bagi penulis sebagai suatu amal yang diterima Allah ‘Azza wa Jalla dan dapat kita terapkan bersama, Amiin yaa Mujibas Saa’ilin. Semoga sholawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi kita shollallahu ‘alaihi was sallam.

http://alhijroh.net/fiqih-tazkiyatun-nafs/3-faidah-agung-menjaga-pandangan/


Ini adalah sebuah pertanyaan yang sumbernya dari gue. Kenapa gue nanya itu? Karena gue dilema. Gue memikirkan apa yang harusnya tidak gue pikirkan. Gue merasa ini salah dan kesalahan ini diawali dari sebuah pandangan gue dan `dia` yang tidak terjaga. Gue bukan orang yang agamis, karena itu adalah hal yang sulit dilakukan. Bahkan temen gue mengaku bahwa dia gak mungkin bisa menjadi orang yang agamis. Tapi percayalah, mencoba untuk lebih baik akan membawa kita lebih dekat dengan ridho illahi. So,

Jaga pandanganmu girlz ! 

Selasa, 11 Oktober 2011

For someone who doesn't know...

My sincerely love
I will not think that you will be mine.
I will not think that I can be your beautiful part of your life
I hope you will be always happy eventhough I am not a part of your happiness
Allah makes us met
Allah makes that you are so charming in my eyes
And Allah makes me fall in love with you
I don’t know why I am so nervous whereas you still far away from me
Haha
I will not try to erase this feeling
I will keep this feeling
But it will be properly love
Like Rasul’s messages to us
Thanks for my beautiful part of my life 
hasil karya Endah Cendrakasih

Leelou Blogs
 

Template by BloggerCandy.com