Pages

Rabu, 21 Desember 2011

Sikap seperti apakah yang muslimah harus lakukan, jika ia, jatuh cinta?


Bila belum siap melangkah lebih jauh dengan seseorang,
cukup cintai ia dalam diam…
karena diammu adalah salah satu bukti cintamu padanya…

kau ingin memuliakan dia, dengan tidak mengajaknya menjalin hubungan yang terlarang, kau tak mau merusak kesucian dan penjagaan hatinya… karena diammu memuliakan kesucian diri dan hatimu… menghindarkan dirimu dari hal-hal yang akan merusak izzah dan iffahmu…

karena diammu bukti kesetiaanmu padanya…
karena mungkin saja orang yang kau cintai, adalah juga orang yang telah Allah Subhanahu Wata’ala benar-benar pilihkan untukmu… Ingatkah kalian tentang kisah Fatimah dan Ali Radhiyallahu ‘anhum ? yang keduanya saling memendam apa yang mereka rasakan…

tapi pada akhirnya mereka dipertemukan dalam ikatan suci nan indah…
Karena dalam diammu tersimpan kekuatan…
kekuatan harapan,kekuatan impian„hingga mungkin saja Allah akan membuat harapan dan impian itu menjadi nyata…
dan cintamu yang diam itu dapat berbicara dalam kehidupan nyata…

bukankah Allah tak akan pernah memutuskan harapan hamba yang berharap dan berdo’a pada-Nya ?
Dan jika memang ‘cinta dalam diammu’ itu tak memiliki kesempatan untuk berbicara di dunia nyata, biarkan ia tetap

diam… Iyaa… biarkan… karena Allah Ta’alaa masih punya rencana dan ‘hadiah’ lain untukmu…
jika dia memang bukan milikmu, melalui waktu akan menghapus ‘cinta dalam diammu’ itu dengan memberi rasa yang lebih indah, dan orang yang tepat oleh Allah Subhanahu Wata’ala biarkan ‘cinta dalam diammu’ itu menjadi memori tersendiri… dan sudut hatimu menjadi rahasia antara kau dengan Sang Pemilik hatimu…

Allah Subhanahu Wata’ala Tata hatimu…
Sudahkah aku pantas untuk dia ? Benar-benar pantas…???
Biarkanlah jiwamu terbang bebas menjalani semua niatmu, yang terpenting, kita perlu berbaik sangka selalu pada Allah Ta’alaa…

Pasangan kita, adalah cerminan sosok yang hampir mirip dengan kita…
Cintamu pada orang yang kau cintai dan sayangi, titipkanlah…
Titipkanlah pada Allah Ta’alaa…

Sebab hanya Allah Ta’alaa yang Maha Menjaga…
dikala kau dan dia saling berjauhan…
dikala kau dan dia saling memendam rindu, ingin bertemu…
Allah menjaga dengan menenangkan hatimu melalui dzikir dan tadabbur…
Cintamu pada orang yang sungguh-sungguh kau sayangi, adalah milik-Nya…



Tulisan ini saya copas dari http://gadisberjilbab.tumblr.com/

Selasa, 20 Desember 2011

Seandainya saya menjadi anggota DPD RI

Kita semua menyadari bahwa harus terdapat perubahan dan langkah nyata dalam pencapaian cita – cita rakyat Indonesia yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945. Rakyat menggantungkan harapannya penuh kepada pemerintah terutama para wakil rakyat, yaitu anggota DPD dan DPR. 

Seandainya saya menjadi anggota DPD RI, saya beserta anggota DPD lainnya akan mengembangkan dan menyejahterakan daerah-daerah di Indonesia, terutama daerah yang dipercayakan kepada saya, karena itu adalah tugas, peran dan tanggungjawab anggota. 
Sasaran utama dalam membantu misi saya adalah para pemuda. Mereka akan saya rangkul bersama dalam memajukan Indonesia.

Kenapa pemuda?

Pemuda merupakan jembatan antara masyarakat dan pemerintah. 

Mereka selalu menjadi harapan bangsa.

 Mereka tonggak bangsa. 

Mereka idealis, berintelektual dan memiliki bara spirit yang menyala – nyala. 

Sejarah membuktikan bahwa peran pemuda dalam sebuah Bangsa sangatlah besar. Bukankah dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia pemuda memiliki andil yang besar? Presiden Soekarno pun menyatakan, ”Berikan aku seribu orang tua, niscaya akan kucabut Semeru dari akarnya. Berikan aku sepuluh pemuda, maka akan kugoncangkan dunia”

 Di daerah kita tentu banyak pemuda hebat yang terkadang ide dan aspirasi – aspirasi mereka seringkali terabaikan. Mereka akan diberi pengarahan dan pembekalan secara komperehensif dan berkala agar siap berpartisipasi dalam pembangunan bangsa. Pengarahan ini sangat penting guna menyadarkan mereka cara menyampaikan aspirasi yang baik dan menghindari bentuk kekerasan atau kerusuhan.

Mereka akan diberi kebebasan untuk fokus sesuai minat mereka masing – masing.

Kepada mereka yang sangat peduli dengan kelestarian lingkungan, saya akan turut berperan ,menyiapkan pepohonan yang ingin ditanam atau lain hal yang dibutuhkan, dalam penjalanan program mereka.

Kepada mereka yang merasa khawatir dengan kesehatan penduduk di kawasan kumuh, saya akan mendukung mereka untuk pengadaan bakti sosial berupa pemeriksaan kesehatan secara cuma – cuma.

Kepada mereka yang ingin melestarikan seni tradisional, saya akan menyiapkan sarana berlatih mereka dan akan saya kirim mereka ke negeri – negeri luar untuk menunjukkan keindahan kebudayaan Indonesia.

Hal – hal di atas adalah sebagian contoh kecil yang ingin saya lakukan secara nyata dalam rangka mendukung kegiatan pemuda yang membangun.
Saya akan menggelar rapat dengan para wakil pemuda dari bidang / komunitasnya masing – masing untuk mendengar aspirasi dan analisa mereka terhadap kesejahteraan masyarakat. Kepercayaan terhadap pemerintah dari masyarakat sangatlah penting.

Betapa penting arti pemuda bagi suatu bangsa.

Karena pemuda adalah masa depan bangsa.

Jumat, 16 Desember 2011

Nulis Suka - Suka

Menulis. 

Saya suka.

Kenapa?

Karena menulis bisa mengalirkan energi. Energi apa?
Energi yang ada di dalam tubuh. Oke, ini mulai ga nyambung

Inti yang ingin saya sampaikan adalah saya suka menulis walaupun tulisan saya masih harus direparasi. Saya suka menulis karena menulis selalu bisa membuat saya mengeluarkan uneg – uneg dalam hati walaupun tulisan saya ga nyambung. Sebagai contoh, gue pernah menemukan corat – coret gue waktu SMA yang begini bunyinya

“ Mungkin aku tak sanggup
Menghidupkan jiwaku
Mengharukan kalbu
Namun aku sadar
Semua fana”

Terlihat sangat labil. Hmmm..
Ada satu lagi puisi yang gue buat suka – suka

“Langit tak kuasa menyampaikan
Segala asa di ruang angkasa sana
Bintang memang bersinar
Namun lemah tak berdaya
Atmosfer tak mampu membendung
Segala kerinduan matahari ke Bumi
Awan turut menutupi Bumi
Namun butir – butir hujan tak dapat mengelak
Bukti cinta matahari ke Bumi
Namun kesedihan yang di rasa
Biarlah matahari mampu menyingkirkan atmosfer dan awan
Dan Bumi telah mengetahui
Betapa besar cinta matahari
Namun apakah Bumi juga mencintai matahari?
Apakah butir – butir hujan itu pertanda kesedihan Bumi
Karena Bumi tidak mencintai matahari?”

Gue bingung kenapa gue begitu kepo sama kisah cintanya benda – benda langit.
Jika diperhatikan tulisan gue pun begitu tidak konsisten. Dari penyebutan saya menjadi gue.

That’s why

Karena tulisan ini dibuat semata – mata untuk menyadarkan bahwa menulis dapat dijadikan salah satu alternative pelepasan rasa gundah kita. Daripada kita menyalurkan dengan hal yang negative, mending kita nulis suka – suka. Tidak usah dipikirkan bagaimana bagus atau tidaknya, komposisinya jika hanya dibuat untuk melepaskan stress. Yang penting suka – suka!!

Semangat nulis suka – suka :D

Sabtu, 26 November 2011

Butterflies in My Tummy _MOCCA

I have butterflies is flying around inside my tummy when I'm with you


I hear bell-chimes ringing blown by wind of spring when I'm with you


Oh, this tingling feeling makes me wanna jump, makes me wanna shout across the room


Oh, this feeling of longing but damn, it's so blinding I just can't tell if I feel happy or sad


I hear blue birds singing up around the tree when I'm with you


I see rainbows appearing every where I go when I'm with you


Oh, this tingling feeling makes me wanna sigh, makes me wanna fly across the moon


Oh, this feeling of longing but damn, it's so blinding I just can't tell if I feel happy or sad


I have butterflies is flying around inside my tummy when I'm with you


Jumat, 25 November 2011

Blackforest Badut

Dalam rangka kakak perempuan saya a.k.a mba pety dan ibu saya ulang tahun, saya membuat sesuatu. Apa itu? Itu adalah sebuah blackforest.
Berikut adalah langkah - langkahnya.
Pertama siapkan bahan - bahan



Bahan - bahannya cukup mudah
1. Tepung siap saji blackforest
2. Telur 10 buah, 6 utuh 4 kuningnya saja
3. Butter cream 100 gr
4. Mentega 150 gr.

Kedua, kocok telur hingga mengembang. Lalu masukkan tepung saji dan coklat pasta yang ada di dalam kotak tepung siap saji. Terakhir masukkan butter cream dan mentega yang telah dilelehkan sebelumnya.
ini mentega dan butter cream yang telah dilelehkan






Setelah mengental, tuang adonan ke dalam cetakan dan masukkan ke dalam oven yang telah dipanaskan selama 10 menit. Tentukan Oven dengan suhu 200 derajat Celcius dengan panas atas bawah dan waktu 20 menit.











keluar dari oven





Buat tiga cetakan, karena mau dibuat beberapa lapis. Tiap lapisannya diberi butter atau apa namanya saya juga kurang ngerti. Butter itu dibuat dari mentega dan susu kental manis yg dikocok sampai mengental.











1 tingkat

.
2 tingkat
tiga tingkat, siap dihias




Dan ini diaaaa...




















































































































 


Sebuah imajinasi yang di luar batas saudara - saudara.. Blackforest Badut



Jumat, 18 November 2011

Sebuah akhir dari tingkat 1

Balai Komando, Cijantung

Tak terasa satu tahun sudah terlewati masa – masa di tingkat satu. Kini kami meraih gelar D1 dengan predikat ahli madya. Bukan untuk dibanggakan, karena kami memang masih harus banyak belajar dan butuh banyak pengalaman. Tapi ini adalah suatu tanggung jawab. 

“Memberikan pelayanan di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika..” merupakan penggalan dari ikrar kami, para wisudawan Akademi Meteorologi dan Geofisika. 

Tidak usah terlalu menganggapnya terlalu serius guys.


Teman, kita berpisah untuk sementara, jangan sedih.
Kita pasti akan bertemu dan tertawa bersama lagi


Tingkat 1. 
Kenapa bisa begitu berkesan?

 Berikut penggalan kisahnya, 






Semir sepatumu, brasso semua atributmu agar mengkilap
Potong rambut dan kukumu, pastikan semuanya rapi
Samakan langkahmu bersiap untuk periksa kerapian.
Jum'at, saatnya berolahraga dan latihan LBB
Sabtu, saatnya latihan karate
Persiapkan diri menghadapi sarapan tiap pagi
Jalani semua dengan senang
Karena kamu tidak pernah sendirian
Kalau kata anak - anak dari Timur,
Kita orang bersaudara
Semua saling berbagi dalam sedih, senang, tawa, dan canda
Hati - hati dalam setiap canda
Karena mungkin akan ada cinta dalam tatap yang tak sengaja
Itulah tingkat 1, selalu menerima, dan membiarkan semua terjadi,
mengalir apa adanya

 dyni, dan senior Yadi


uci, zenita


geof 46


katanya si mirip


cie cie, haha



She is my roommate :)

Kamis, 17 November 2011

Contact Person Tidung Island

Masih ingat cerita saya tentang kebaikan warga Pulau Tidung setempat? Hubungi nomor ini jika Anda berkunjung ke Pulau Tidung



Bu Een
085888880421

Rabu, 26 Oktober 2011

Gagal

Postinganku gagal diterbitkan karena suatu hal
Sebuah kisah yang kuanggap memilukan dan sangat kontradiksi
Kisah indah yang penuh warna itu kini berubah menjadi pilu dan kelabu

Tapi aku yakin semua akan menjadi indah pada waktunya
Kau hanya perlu menunggu waktu yang tepat




Postinganku gagal diterbitkan
Andai aku bisa berbagi hal ini padamu

Selasa, 18 Oktober 2011

Balada Makanan OSPEK

Cerpen ini pernah saya ikut sertakan di acara Pensi kampus. Gak menang sih, tapi mendapat lumayan banyak pujian dan juga masukan. Enjoy it!

BALADA MAKANAN OSPEK

            Fira, Cia, dan Jena saling berpandangan, tak percaya terhadap apa yang baru saja dikatakan Hilda, sahabat mereka.
            “Yakin da?” Tanya Cia. Hilda mengangguk mantap.
            “Serius?” Giliran Fira yang bertanya. Hilda mengangguk untuk yang kedua kalinya.
            “Udah dipikirin segala sesuatunya Da?” Jena tak mau kalah ikut bertanya. Hilda terdiam.
            “Kalian ini! Waktu itukan kita udah bikin perjanjian, siapapun yang berhasil menjadi juara umum diantara kita maka ia berhak menentukan tempat kita sekolah selanjutnya. Karena aku yang berhasil, jadi aku berhak nentuin. Oke?” tegas Hilda meyakinkan teman – temannya itu.
            “I-iya sih da, tapi ..”
            Fira, Cia, Jena, dan Hilda telah bersahabat sejak kecil. Mereka terkenal sebagai kawanan anak – anak cerdas. Fira adalah juara Olimpiade Matematika Nasional ketika ia berada di kelas satu SMA. Cia adalah pemenang lomba debat bahasa Inggris yang kemampuannya telah diakui di Negeri Kicir - Kicir. Jena meraih juara dua ketika Olimpiade Fisika Nasional. Hilda telah meraih penghargaan platinum karena buku karangannya telah mencapai dua juta eksemplar.
            Walaupun memiliki latar belakang prestasi yang berbeda – beda, mereka telah membuat perjanjian dari kecil akan selalu memilih sekolah yang sama. Siapapun yang memiliki prestasi yang paling tinggi berhak menentukan sekolah tempat mereka belajar. Pada saat kelas tiga SMA, Hildalah yang meraih gelar juara umum di sekolahnya. Oleh karena itu, ia bersikeras memaksa teman – temannya untuk melanjutkan belajar pada sebuah sekolah tinggi yang ia inginkan. Yaitu sekolah kedinasan. Hal yang tidak diduga – duga oleh  teman – temannya.
            Dengan kecerdasan yang mereka berempat miliki, mereka berhasil lulus di sebuah sekolah kedinasan yaitu Akademi Meteorologi dan Geofisika. Administrasi telah selesai diurus, tempat kos pun telah mereka dapatkan untuk mereka tinggali selama pendidikan. Namun, ada hal yang mereka khawatirkan, mereka takutkan, dan mereka segani. Sama seperti siswa – siswi SMA yang baru lulus pada umumnya, masa itu adalah masa OSPEK.
H-1 Briefing OSPEK
            “Da, kenapa sih kamu milih sekolah kedinasan?kenapa juga harus yang semi militer, yang biasa aja kenapa?” Tanya Cia.
            “Eh? Jadi kalian selama ini masih belum sepenuhnya ikhlas mau sekolah di sini?” Tanya Hilda.
            “Bukan gitu da, kita percaya kamu udah mikirin hal ini baik – baik, mempertimbangkan untung-rugi maupun baik-buruknya. Tapi, kita pengen kamu bisa menenangkan hati kita – kita ini, memantapkan motivasi, terutama untuk ikut OSPEK. Apalagi besok ada briefing OSPEKnya Da. Rasanya aku mau kabur aja, hhh” sahut Jena sambil merinding seram.
            “Oooh,, gitu” jawab Hilda tenang
            “Sekarang gini, kita liat faktanya. Di luar sana, banyakkan sarjana – sarjana dengan IP setinggi – tinggi langit tapi ujung – ujungnya?” tutur Hilda yang kemudian diam sesaat lalu memandang teman - temannya dengan ekspresi menunggu jawaban.
            “Nganggur” lanjutnya.
            “Di sini kita udah dijamin kerja. Indeed, di sini kita juga bakal dapet banyak banget  kesempatan buat jalan – jalan, contohnya waktu kita PKL, study banding atau beasiswa ngelanjutin kuliah. Kita bisa dapatkan itu semua secara Cuma – Cuma. Kita juga dapet uang saku  tiap bulannya, jadi kita bisa belajar mandiri dengan punya uang sendiri. Enakkan? Apalagi kalo kita inget kalo biaya kuliah sekarang itu mahalnya minta ampun. Rasanya sulit kalo kita engga berusaha nyari beasiswa”
            “Tapi gimana OSPEKnya da? Ya ampun, males banget. Pasti kakak – kakaknya jahat, galak, nanti kita ditendang, dipukul, huaaaa” ujar Jena cemberut. Dia memang yang paling manja.
            “Yang paling bikin males lagi kalo kita nanti dijemur, hhh.. luntur deh nih kulit jadi item” kali ini Cia yang protes.
            “Ayolah semangat pasti akan ada sesuatu yang bisa kita jadiin motivasi ikut OSPEK ini. Liat aja besok”

BRIEFING OSPEK
            Briefing ospek dimulai pada jam delapan pagi. Semua calon taruna – taruni AMG  diberi pengarahan mengenai peraturan saat OSPEK, barang – barang yang harus dibawa, serta sikap kita baik di lingkungan kampus, maupun di luar kampus.
            “Briefing, gak se-menakutkan yang kita bayangkan kan?”seru Hilda.
            “Ya ya ya..” sahut yang lain kompak, acuh tak acuh.
            “Semangat untuk PRA-OSPEK besok!”
            “…” tak ada jawaban.
PRA-OSPEK
            Dengan seragam putih – hitam, ransel hitam, dan sepatu hitam, para calon taruna – taruni AMG berkumpul di kampus tepat pukul 6 pagi. Sebelum masuk, mereka dibariskan di halaman depan kampus. Mereka diajak mengelilingi kampus dengan berjalan jongkok dan tak lupa agar selalu menyapa senior yang ditemuinya.
            “JIN LEWAT SENIORR!”
            Ups, bukan itu
            “Izin lewat senior” ya, itu baru betul.
            Seusai mengelilingi kampus mereka diajak mengelilingi komplek sebanyak tiga kali. Selesainya, mereka diajak berjalan jongkok kembali sampai ke lantai tiga. Acara Pra OSPEK tersebut berlangsung hingga pukul lima sore.
***
“Tips – tips mengikuti OSPEK. Satu, jangan mandi. Kalo perlu, mainlah di bak sampah agar badan kita bau lalu tidak akan ada senior yang berani mendekati kita, apalagi untuk menghukum. Dua, sambutlah hukuman dari senior dengan penuh sukacita. Contohnya,
            Senior berkata”kamu! Guling – guling sana di lantai”
            Kita “Siap iya senior” dengan memberikan senyum kita yang paling manis. Selanjutnya, senior akan tidak tega untuk menghukum kita lagi.
Ketiga, bersikaplah sok kenal dengan senior. Ketika bertemu dengannya, berpura – puralah mengenalnya.
            “Lho?Senior.. Masih inget saya ga? Saya tuh anaknya temennya dari saudaranya mamanya senior lhoo…”
            Setelah itu percayalah bahwa senior itu akan merasa gak enak untuk menghukum kita lagi. Keempat..”
            “STOP!Baca apaan sih fir, pasti dari majalah – majalah tembang lawas yang udah kedaluarsa ya. Jangan dipercaya lah, itu semua gak akan berlaku buat senior – senior kita. Senior kita tuh udah canggih, gak mempan diapa – apain, hukum ya hukum. Apalagi tips yang kedua, senyam – senyum, bisa dibilang orang gila nyasar kita” jelas Hilda
            “Au nih anak, mending ngerjain tugas buat OSPEK” sahut Jena.
            “Aduuhh.. kalian ini, ko bisa – bisanya sih tenang. Kaki, tangan, badanku semuanya capek. Pegel, Aku capek, aku males ikut OSPEK besok. PRA Ospek nya aja udah kayak gitu. Apalagi besok. Aku mau pulang ke Bojongkenyot (red:salah satu daerah di Indonesia) aja..Hiks, hiks, hiks” Fira tiba – tiba menangis.
            “Aku juga gak kuat, aku gak kuat dijemur lama – lama. Panas, hu hu hu” Cia ikut – ikutan menangis.
            “Yah, ko kalian nangis si? Akukan jadi gak enak, aku yang udah ngajak kalian kuliah di sini. Aku juga capek, maaf ya teman – teman. Hiks hiks hiks” Hilda juga ikut menangis.
            “Hu hu hu, aku juga udah capek banget, udah disuruh jalan jongkok, lari, jalan jongkok, bending,, yang enak Cuma nasi padangnya. Uuh.. Dunia gak adil!” teriak Jena.
            Yang lain tertawa di sela isak tangisnya.
            “Jen, jen masih sempet aja nikmatin makanannya. Ha ha ha” sahut Hilda.
            “Tapi emang enak sih, bumbu pedesnya tuh kerasa banget. Kematangan ayamnya juga pas” lanjutnya.
            “Daun kangkungnya juga kayaknya yang gak dikasih pestisida deh kayaknya, masih seger gitu” Fira melanjutkan.
            “Eh, ko kita jadi ngomongin makanan sih, tadikan kita nangis. Jadi laper, mau makan nasi padang lagi” Cia menambahkan sambil memegangi perutnya yang kelaparan.
            “Kamu ngaco Cia, nasi padang tuh mahal. Sepuluh ribu satu porsi, gak matching lagi sama dompet anak kos. ha ha ha” terang Hilda yang tertawa.
            “Ternyata, sesuatu yang paling gak enak sekalipun, kalau kita perhatikan pasti ada enaknya ya. Buktinya OSPEK yang rasanya gak ada enaknya, ada yang enak. Makanannya, hi hi” ujar Jena sambil tertawa kecil.
            “Iya, bahkan waktu OSPEK, cowok yang sebenernya ganteng sekalipun, yang senior, yang seangkatan sama kita, semuanya terlihat sama ya. Hambar” lanjut Cia dengan ekspresi datar. Semua kembali tertawa bersama.
            “Kayaknya yang bisa bikin semangat Cuma nasi padang yah, ayo semangat OSPEK!”
            “ha ha ha.. aduuh, norak banget yah kita. Tapi betul, SEMANGAT! Buat apa kita bersungut – sungut, gak ada gunanya. Jadi, kita udah terkumpul lagikan nih semangat untuk ikut OSPEK. Semangat?” Hilda menjulurkan tangannya ke teman – temannya. Yang lain ikut bergabung.
            “SEMANGAT!!”
            “Demi nasi padang,hi hi “ bisik Jena. Yang lain ikut tertawa sambil tersipu malu.
OSPEK
            Walaupun mereka telah sepakat untuk menjadikan nasi padang sebagai motivasi mereka dalam mengikuti kegiatan OSPEK, tetaplah tidak mudah untuk tidak mengeluh dalam menjalani OSPEK yang begitu menantang fisik dan mental yang mereka miliki. Mereka harus saling mengingatkan untuk tetap tegar. Ketika salah satu dari mereka sedang merasa tidak lagi mempunyai tujuan yang jelas akibat letihnya menjalani OSPEK, yang lainnya akan berbisik mengingatkan “nasipadang, semangat!”. Lalu mereka akan tertawa kecil dan mengubah rasa peluh mereka menjadi luluh dan membulatkan tekad mereka secara utuh dalam mengikuti OSPEK.
HARI TERAKHIR OSPEK
            Hilda menepuk punggung Jena yang terlihat lesu ketika ia mengikat sepatu.
            “ Semangat!”
            “Nasi padang? Bosen ah, aku mau masakan Jepang aja, hihi” Jena terkikik.
            “Mimpi aja jen” sambung Cia di belakangnya.
            Mereka bersama – sama menyusuri jalan dengan matahari yang masih nampak enggan untuk memancarkan sinarnya. Angin pagi yang sejuk menemani langkah mereka. Ini bukan soal OSPEK, bukan pula soal NASI PADANG. Tapi ini adalah bagaimana cara kita bisa bersikap terang ketika kita merasa semua terasa gelap dan berbagi penerangan itu kepada orang – orang yang ada di sekitar kita.
            Sebuah mobil berhenti di parkiran kampus. Di dalam mobil itu tersimpan seratusan kotak putih yang diatasnya terdapat sepasang boneka bertubuh mungil dengan kepala bundar. Kotak – kotak itu siap dibagikan kepada seluruh pihak yang telah berpeluh kesah dalam OSPEK.
Leelou Blogs
 

Template by BloggerCandy.com