Pages

Sabtu, 17 Maret 2012

PGN inside ;)


Sebuah ilmu yang dikejar
Sebuah pengalaman yang mungkin tak terulang
Sebuah impian yang lahir
Di kala keadaan meminta setiap orang untuk membunuh sang waktu


                Saya akan menceritakan kegiatan operasional di Pusat Gempa Nasional berdasarkan pengalaman job training. Tidak mendetail, namun dirasa cukup untuk menggambarkan kegiatan hariannya secara keseluruhan.
                Pusat Gempa Nasional merupakan bagian dari Deputi Bidang Geofisika dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Lembaga Pemerintah non Kementrian yang bertugas di Bidang Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika.

                Kembali ke Pusat Gempa Nasional, tupoksi dari PGN sendiri adalah sebagai suatu unit kerja yang berwenang untuk melakukan pemantauan, pengamatan, dan pengolahan serta memberikan informasi gempa Bumi dan peringatan dini tsunami.

                Untuk menjalankan tugas tersebut setiap hari ada setiap kelompok yang menjalankan tugas terdiri dari Supervisor, P1(SeiscomP3), P2(Disseminasi), P3(JOPEN), P4(Berita/Web), P5(Kom.Publik), P6(DSS), P7(Tide Buoy, GPS).

                Pertama saya mempelajari tugas di P1, menjalankan software SeiscomP 3.0. Software ini berasal Jerman yang mengkombinasikan perolehan data umum, protocol transfer data dalam waktu nyata, prosedur – prosedur otomatis untuk menentukan lokasi, kedalaman, magnitude dan parameter retakan (lokasi lintang dan bujur sumber), serta alarm – alarm canggih dan alat – alat visualisasi.
               
 Di sini ada empat monitor. Monitor pertama adalah peta penyebaran seismometer atau sensor gempa di seluruh wilayah Indonesia beserta dari negara – negara lain. Jika terjadi gempa maka sensor – sensor ini akan menunjukkan tanda seperti ini.
gempa kecil di daerah Sulawesi

                Kemudian kita analisa gempa tersebut, menentukan fase P dan fase S nya dari beberapa stasiun sehingga parameter – parameter gempa dapat diketahui. Parameter – parameter tersebut mencakup latitude dan longitude sumber gempa, magnitude gempa, waktu gempa, dan kedalaman gempa. Penentuan fase ini dapat terjadi secara otomatis dengan perhitungan teoritis oleh Seiscomp apabila terdapat minimal delapan stasiun yang mencatat adanya perubahan amplitudo secara ekstrem pada gelombang. Namun, kita harus tetap memeriksa hasil penentuan fase secara otomatis karena sistem hanya bisa menganalisa secara teori tetapi tidak bisa menganalisa gelombang yang sebenarnya.
seismicwaves dari stasiun - stasiun
                Penyelesaian analisa parameter gempa ini harus dilakukan secepat mungkin dan secara teliti. Apabila gempa hasil analisa memiliki magnitudo lebih besar dari 5.0 SR informasi gempa tersebut harus diinformasikan kepada masyarakat atau orang – orang yang membutuhkan info tersebut dengan waktu maksimal lima menit.

hasil analisa data gempa,
                Apabila terjadi troubleshooting pada P1, gempa masih dapat dianalisa dengan sistem JOPEN. JOPEN ini merupakan cadangan/backup dari Seiscomp. Inilah tugas dari P3(JOPEN).
                Selain gempa dengan magnitudo lebih dari 5.0 SR gempa dengan magnitude yang lebih kecil juga harus diinformasikan ke masyarakat apabila dirasakan di darat dengan skala MMI tertentu. Pembuat laporan informasi gempa dan menyalurkan ke masyarakat inilah tugas dari P2(Disseminasi).
               

                Gempa dengan magnitude lebih dari 6.99 SR dan kedalaman kurang dari 100km mengindikasikan adanya potensi tsunami. Jika itu terjadi, ketika event gempa dicommit di P1Seiscomp3 data tersebut akan secara otomatis masuk bagian DSS (Decision Support System). Di sini merupakan tempat pemodelan gelombang tsunami. Jika lokasi sumber gempa berada di laut, perubahan ketinggian gelombang air laut dapat dan waktu sampai di pantai dapat diperkirakan. Pengoperasian aplikasi inilah tugas dari P6 (DSS). Informasi dari DSS ini akan dikirim ke disseminasi untuk disampaikan kepada pihak – pihak yang membutuhkan informasi dan terus diupdate sampai keadaan dinyatakan aman dari potensi tsunami. Yang dimaksud pihak – piihak yang membutuhkan informasi di sini yaitu para pegawai BMKG dan pemerintah daerah tempat kemungkinan terkena tsunami agar dapat memberikan peringatan kepada masyarakatnya.

                P4(Berita/Web) bertugas untuk mengupdate berita gempa di website BMKG, P5(Kom. Publik) berperan aktif untuk meminta keterangan dari masyarakat/pemda setempat mengenai gempa yang dirasakan di daerahnya dan juga memberikan informasi tentang parameter – parameter gempa hasil analisa.
                P7(Tide Buoy/GPS). Di sini kita bisa mengetahui jejak pergerakan tanah dan pemodelan bentuk gelombang laut berbagai daerah di Indonesia yang terupdate tiap satu jam sekali.

                Akibat adanya pergerakan inti luar Bumi yang dinamis serta posisi Indonesia yang diapit oleh tiga lempeng tektonik Bumi, Eurosia, Asia Pasifik, dan Indo-Australia, setiap harinya selalu terjadi gempa di wilayah Indonesia, baik yang dirasakan mmaupun tidak dapat dirasakan getarannya di darat oleh masyarakat.

                Setiap harinya dilakukan tes warning DSS sebanyak dua kali guna membiasakan para petugas apabila menghadapi gempa besar yang berpotensi tsunami dan memastikan sistem bekerja dengan baik.

                Secara rutin juga dilakukan pengecekan sinyal – sinyal dari semua stasiun, memastikan semuanya dalam keadaan baik sehingga apabila terdapat gangguan dari seismometer gempa tersebut dapat segera dilakukan tindakan.

                Supervisor akan mengkoordinasikan tugas – tugas tersebut dan bertanggung jawab atas kelancaran operasional. Walaupun memiliki tugas masing – masing tiap anggota kelompok saling bekerja sama agar semua berjalan dengan baik.

               

              








 Televisi televisi berfungsi untuk memastikan atau memantau informasi yang dikirim telah diterima oleh masyarakat.
             
 
                 Jika terjadi gempa di tempat , petugas tetap bertanggungjawab dalam menganalisa gempa. Oleh karena itu helm digunakan sebagai perlindungan diri.
tampak atas
tampak depan

Angello, michele, dan Throsten lagi bahas masalah sensor GFZ

Tiga bulan telah mengajari saya banyak hal. Semoga masih bisa berjodoh dengan tempat ini lagi. :)

3 komentar:

  1. wahh keren senior penjelasannya

    BalasHapus
  2. makasih ;), masih harus banyak belajar lagi tapi..

    BalasHapus
  3. assiiiiiiiiiiiiiiik..

    baru mengikuti ceritax lg neh. :)

    BalasHapus

Thanks for reading.. Any comments?
Write down!

Leelou Blogs
 

Template by BloggerCandy.com